Arsip Blog

Dunia Islam

Category 2

Category 3

Category 4

Kamis, 04 Juni 2015

Kekayaan Alam Arakan Yang Melimpah Diambil, Rohingya Disingkirkan


Heri Aryanto, S.H, MH
Advokat dan Pegiat HAM dari SNH Advocacy Center.

Arakan adalah negara bagian Myanmar yang berbatasan langsung dengan wilayah Bangladesh. Penamaan Arakan diambil dari kata "Rukun" dalam Islam yang berarti pilar, sendi, atau asas. Dapat pula diartikan baik dan damai. Tidak mengherankan apabila nama Arakan diambil kata "Rukun" dalam Islam, karena pada saat itu (sekitar abab 7 M) wilayah Arakan dalam penguasaan Kerajaan Islam Arakan sehingga nuansa Islam di sana sangat mempengaruhi segi-segi kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Arakan sendiri merupakan tanah kelahiran Rohingya sejak beratus-ratus tahun lamanya. Rohingya sudah ada di Arakan bersamaan dengan perkembangan Kerajaan Islam Arakan dan perkembangan perdagangan orang-orang Persia dan Arab yang datang ke Arakan. Namun, sejak Kerajaan Islam Arakan ditaklukan Kerajaan Burma pada sekitar abab 18 M, Rohingya kemudian mulai menjalani hidup sebagai penduduk minoritas yang tertindas. Tidak lain, karena penduduk mayoritas Burma menempatkan diri mereka sebagai Raja, sementara penduduk dan etnis lainnya dianggap sebagai budak.

Arakan, yang sekarang diganti oleh Pemerintah Myanmar menjadi Rakhine, dalam perkembangan selanjutnya menjadi wilayah jajahan British India. Namun, ketika terjadi perlawanan yang dipimpin oleh Jenderal Aung San (ayah dari aktivis HAM Myanmar Aung San Suu Kyi), wilayah Arakan kemudian diserahkan Inggris kepada Myanmar. Pada saat negara Myanmar merdeka pada tahun 1948, Arakan resmi menjadi bagian kesatuan dari tanah air Myanmar.

Akan tetapi ironisnya, meskipun Arakan diakui sebagai bagian dari tanah air Myanmar, tidak begitu halnya dengan Rohingya. Mereka diperangi, dimusuhi, ditindas, bahkan dibantai dengan alasan karena mereka berbeda. Perbedaan yang menjadi alasan mereka tidak mengakui Rohingya pada mulanya adalah perbedaan ras. Rohingya dianggap bukan bagian bangsa Myanmar karena secara fisik Rohingya seperti orang Bengali (Bangladesh). Namun, karena propanda yang terus dilakukan oleh kelompok ekstrimis 969 pimpinan Biksu Wirathu dengan disokong Pemerintah Myanmar, isu perbedaan agama kemudian didalilkan dan menjadi senjata pembunuh untuk mengeliminasi Rohingya dari Bumi Arakan.

Pertanyaannya, apakah benar hanya faktor perbedaan ras dan agama yang menjadi pemicu penindasan penduduk mayoritas dan Pemerintah Myanmar terhadap Rohingya. Faktanya, ternyata tidak hanya faktor itu saja, melainkan ada faktor lain yang justru paling krusial dan menjadi alasan utama mengapa Rohingya harus diperangi dan diusir dari tanah kelahirannya, yaitu faktor ekonomi.

Bumi Arakan adalah tanah yang kaya akan minyak bumi, gas, berlian dan sumber daya alam lainnya. Tidak hanya itu, bumi Arakan subur untuk pertanian maupun perkebunan. Permasalahan utama, tanah-tanah di Arakan dimiliki oleh orang-orang Rohingya karena jumlah Rohingya di Arakan dominan, yaitu diperkirakan 80 persen dari total penduduk Arakan. Untuk bisa menguasai kekayaan bumi Arakan, maka cara yang dilakukan mereka adalah dengan mengeliminasi Rohingya dari Tanah Arakan.

Menurut saya, tidak ada cara lain untuk mereka bisa menguasai kekayaan Bumi Arakan. Rohingya sebagai mayoritas dan pemilik tanah di Arakan harus diusir dan diperangi. Isu ras dan agama sepertinya ampuh untuk memprovokasi penduduk mayoritas Myanmar untuk menindas dan mengeliminasi Rohingya.

Saya mendapati pengakuan dari Rohingya di Arakan dan Rohingya di penampungan Aceh yang mengatakan bahwa Pemerintah Myanamar telah mulai mengeksploitasi bumi Arakan. Salah satunya dengan bukti tertanamnya Pipa dari bumi Arakan ke negeri Tirai Bambu untuk menyedot kekayaan alam bumi Arakan.

Selama mereka masih ingin menguasai kekayaan bumi Arakan, maka selama itu pula segala upaya merestorasi hak-hak dan mengembalikan Rohingya ke Arakan akan selalu ditolak Pemerintah Myanmar.


MUI: Umat Islam Haram Menaati Pemimpin yang Menentang Agama


Jakarta – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, KH Ma’ruf Amin menyatakan bahwa calon pemimpin tidak boleh berjanji untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan agama.

“Jadi jika pemimpin melakukan sesuatu yang bertentangan dengan agama, maka haram kepada umat Islam untuk taat kepada pemimpin tersebut,” kata Kyai Ma’ruf saat menjadi pembicara dalam Diskusi Publik Pra Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI Se Indonesia Ke-5, di Kantor MUI Pusat Jakarta, Kamis (04/06).

Dia lantas mencontohkan tindakan bertentangan dengan agama antara lain melegalkan minuman keras, perjudian dan perzinaan atau prostitusi.

Dalam acara bertajuk “Janji Pemimpin dalam Perspektif Fikih dan Konstitusi” itu Kyai Ma’ruf menegaskan bahwa tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal bermaksiat kepada Allah.

Janji pemimpin kepada rakyat akan menjadi salah satu topik yang akan dibahas dalam Ijtima’ Ulama ke-5 di Pondok Pesantren At Tauhidiyah, Cikura, Tegal. Acara yang akan dihadiri ulama fatwa dari seluruh Indonesia itu akan berlangsung mulai tanggal 7-10 Juni mendatang.

Topik janji pemimpin tersebut masuk dalam salah satu tema yang akan dibahas di Ijtima Ulama yaitu masalah kebangsaan (Asasiyah Wathaniyyah). Dua tema lain yang digodog di acara tersebut adalah masalah fikih (Fiqhiyyah Mu’ashirah), dan masalah perundang-undangan (Qanuniyyah).

Sumber: Kiblat


PKS Adalah Kumpulan Bajingan & Penjahat Terbesar Negeri Ini


PKS Adalah Kumpulan Bajingan & Penjahat Terbesar Negeri Ini

Oleh Afwan Riyadi (@Af1_)

Orang pintar katanya; melek media katanya; justru mau dibodoh-bodohi media.

Jokowi bajak sawah dipuja-puja padahal harga beras tetap saja naik. Hidayat Nur Wahid mebantu korban kebakaran dinyinyiri, padahal jelas memberi solusi.

Jokowi datang dari partai terkorup, PDI Perjuangan. Di masanya semua harga naik. PKS bukan partai terkorup. Tidak membuat daging sapi dan beras mahal.

Bukan PKS yang melemahkan KPK sampai hampir habis. Tapi siapa yang dituduh pro-koruptor?

Propaganda jahat. Tapi, apapun yang terjadi kami tetap melayani.

Bukan pula PKS yang duduk-duduk asik bareng buronan kasus BLBI.
Bukan PKS yang melego BUMN ke asing.
Bukan PKS yang menjual gas murah ke luar negeri.
Bukan PKS yang membunuh Munir dan Theys Eluay.
Bukan PKS yang merampok Bank Century.
Bukan PKS yang menenggelamkan Sidoarjo.
Bukan PKS yang memenjarakan aktifis.
Bukan PKS yang mencaci “Cina Anjing”.
Bukan PKS yang menyerbu rumah-rumah ibadah.

Tapi PKS tetaplah sasaran kebencian yang mengasyikkan.

Tapi PKS bagaikan partai terlarang yang memiliki dosa tak terampunkan.

Bagi mereka PKS bagaikan kumpulan ba****an yang siap merampok harta, jiwa, dan kehormatan.

PKS adalah sasaran hinaan. Tak perlu meminta maaf jika hinaannya salah sasaran. “Besok kita hina soal yang lain,” ujarnya.

PKS adalah sasaran hinaan. Maka dia boleh dihina. Dan tak boleh menghina. Menghina bagi PKS adalah kesalahan terbesar se-jagat raya. Menghina PKS adalah pahala jalan masuk surga. PKS balas menghina adalah dosa besar 7 turunan.

Berapa sih kerugian negara akibat ulah PKS se-Indonesia? Serius nanya.

Sementara Mentri Pertanian dari PKS sudah membawa swa-sembada beras bertahun-tahun secara berturut-turut.

Sementara Menkominfo dari PKS sudah membuat internet di negeri ini meningkat kecepatannya secara signifikan. Menkominfo memblokir situs-situs porno, mencoba menjaga moral anak bangsa.

Nurmahmudi yang enak dibully, membawa audir anggaran Depok WTP berkali-kali. Jokowi yang enak dipuja, membawa DKI turun jadi WDP. Aher yang tidak dianggap prestasinya, membawa Jabar surplus pendapatan. Jokowi yang pakai sendal saja dianggap prestasi, bawa DKI minus trilyunan rupiah. Ratusan prestasi Aher dianggap sepi. Jokowi turun dari mobil karena kebelet BAB ramai diangkat media kemana-mana.

Sekarang kalian menyesal pilih Jokowi karena ketipu pencitraan semu. Masih mau getol ‪#‎saveAhok‬ yang pakai jurus sama?

“Ah, selama PKS masih musuhi, kami selalu dukung Ahok & Jokowi.”

ABS baru adalah ‘Asal Bukan PKS’. Karena PKS adalah penjahat terbesar negeri ini. Mafia. Korup. Ba****an. Tukang Mesum. Tukang Bunuh Orang. Tirani. Tidak becus.

Saya jadi teringat kata-kata Pramudya Ananta Toer, “Bersikaplah adil sejak dalam fikiran.” Tapi tidak bakal kalau untuk PKS.

Semoga semua fitnah-fitnah ini menjadi penggugur dosa-dosa kami, para kader PKS yang selalu ingin memberi yang terbaik bagi negeri ini.

Amiin.


Category 5

Category 6

Category 7

 
Copyright © 2014 Liputan Media